Friday, December 30, 2011

Kota Tua Saumur


Akhirnya terobati juga rasa penasaran saya ingin berkunjung ke kota Saumur. Di penghujung liburan kuliah ini, saya lewatkan dengan berkunjung ke kota Saumur. Masih masuk ke dalam area Anjou, Saumur terletak di sebelah timur dari Angers. Perjalanan ke sana memakan waktu sekitar 25 menit dengan mengendarai kereta. Tetapi jika ingin melihat pemandangan di sekitar jalan menuju ke sana dapat mengendarai bus, dan akan memakan waktu hampir 1 jam perjalanan.
Saat itu saya berencana ingin berkunjung ke Saumur dengan naik bus. Akan tetapi sesampainya saya di stasiun bus, ternyata bus yang ingin saya naiki sudah berangkat. Terlalu pagi memang, karena berangkat sekitar jam 9 an. Akhirnya saya rencanakan naik bus yang berikutnya. Tetapi setelah meminta informasi kepada petugas, bus berikutnya akan berangkat pukul 12.25. Waahh bakal lama sekali saya menunggu di stasiun bus.



Tanpa pikir panjang, akhirnya saya putuskan untuk naik kereta. Langsung saja saya beli ticket untuk berangkat ke Saumur. Dengan tarif yang sama dengan bus yaitu 8.20e akhirnya saya dapatkan ticket tersebut. Setelah menunggu kurang lebih 45 menit, akhirnya kereta saya datang dan sayapun berangkat ke Saumur. Memang sesuai dengan informasi yang pernah saya dapatkan. Perjalanan dengan kereta ke kota Saumur ini kurang menarik, pemandangan di sekitar perjalanan ke sana biasa-biasa saja.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 25 menit, akhirnya saya sampai di Saumur. Stasiun kereta di kota ini kecil tetapi sudah sangat terorganisir dengan baik. Perjalananpun saya lanjutkan dengan berjalan kaki menuju ke centre ville ( pusat kota ).



Tidak sia-sia saya mengunjungi kota ini. Sebagai kota tua dan bersejarah, kota ini indah dan tata kotanya juga rapi. Kota ini merupakan tempat tinggal orang-orang kaya pada jaman dahulu. Jadi menurut orang Perancis, bahasa yang digunakan di kota ini merupakan bahasa Perancis yang halus. Selain Chateau, banyak juga bangunan-bangunan bagus di kota ini. Selain itu, kota ini juga dikenal dengan Ecole de Cavalerie. Cavalerie ini merupakan pasukan berkuda di negara Perancis. Jadi wajar di kota ini juga ada Museum Cavalerie dan tempat berkuda. 



Lumayan lama saya berada di Saumur. Akhirnya setelah berkeliling selama 4jam dengan berjalan kaki, saya memutuskan untuk kembali ke Angers. Alhamdulillah, perjalanan ini tidak sia-sia. Saya dapat mengunjungi Chateau di Saumur, melihat-lihat keindahan kota Saumur. Cuma ada satu hal yang membuat saya penasaran. Yaitu, keindahan kota ini di malam hari. Di Saumur terdapat beberapa jembatan tua yang panjang dan masih kokoh. Saya sebenarnya ingin melihat bagaimana keindahan jembatan itu, dan juga keindahan kota Saumur yang terlihat dari atas Chateau atau ketinggian. Tapi ya sudahlah...mudah-mudahan saja, saya punya kesempatan lain lagi untuk berkunjung ke kota ini lagi. Manusia hanya bisa berencana, tapi Alloh SWT yang Maha Berkehendak. 

Wednesday, December 28, 2011

Keliling Sekitaran Belle Beille


Menikmati liburan pertama saat kuliah di Perancis, sengaja saya gunakan untuk keliling di sekitaran tempat tinggal saya selama kuliah. Agenda ini sudah lama sebenarnya ingin saya laksanakan, tapi belum terwujud karena selalu saja ada acara dan juga padat dengan jadwal perkuliahan.

Akhirnya dapat juga kesempatan untuk berkeliling di sekitaran tempat tinggal saya. Dengan mengendarai sepeda, saya pun berangkat pagi - pagi dari kamar. Sengaja saya naik sepeda, biar sekalian olah raga maksud saya. Sebenarnya cuaca pagi itu kurang cerah, dan berkabut. Jam 10 saya memutuskan berangkat bersepeda, karena menunggu cuaca agak terang. Kalo terlalu pagi, akan percuma karena di sini jam 8 pagi masih gelap seperti suasana shubuh di tanah air. Sayang kalo keluar terlalu pagi, karena tidak bisa melihat pemandangan sekitar.

Rute yang saya ambil memang lumayan jauh, karena memang berniat untuk sekalian berolahraga. Nyaman sekali bersepeda di sini, karena di semua jalan raya selalu ada jalur khusus bagi pengendara sepeda. Dan senangnya lagi, di sini pengendara sepeda mendapat prioritas terlebih dahulu seperti pajalan kaki. Teratur sekali kondisi lalu-lintasnya, jarang sekali saya mendengar bunyi klakson kendaraan. Dan hampir semua kendaraaan yang lewat tidak ada yang ngebut..beda sekali yaa dengan di tanah air.

Perjalanan saya melewati dua buah taman untuk umum. Saya sedikit kagum dengan fasilitas di sini. Walaupun ini taman untuk masyarakat umum, kondisinya sangat terawat dan tertata rapi. Yaaa kalau masalah keindahan pemandangan atau variasi tanaman memang kalah jauh dengan taman-taman di tanah air. Tapi hal yang saya kagumi adalah, semua masyarakat punya kesadaran yang tinggi. Hampir di sepanjang jalan yang saya lalui tidak terlihat sampah yang berserakan. Bahkan daun kering pun sedikit sekali yg ada di jalan..

Taman - taman ini memang dikhususkan sebagai wahana rekreasi keluarga dan untuk sarana olah raga. Di taman ini ditempatkan juga beberapa macam satwa. Dan semuanya juga terlihat terawat dan hewannya juga terlihat sehat. Kagum saya dengan kesadaran masayarakat di sini. 

Jam 12.15 akhirnya saya putuskan untuk kembali ke tempat tinggal saya. Badan sudah terasa mulai letih. Lagipula, hari itu sudah mulai gerimis, sesuai seperti apa yang di ada pada ramalan cuaca. Naahhh ramalan cuaca ini selalu kami pantau terus untuk mengetahui kondisi harian, ini sangat berguna sekali saat kita menyusun agenda kegiatan. Jadi bisa prepare jika hari akan hujan. Walaupun kadang sering berubah-ubah, tapi lumayan membantu.

Monday, December 26, 2011

Happy Anniversary


26 Desember ... adalah tanggal bersejarah buat saya dan istri saya. Di tanggal itulah kami syah menjadi suami-istri, tepatnya 26 Desember 2005. Sudah 6 tahun ternyata umur pernikahan kami. Bukan angka yang kecil lagi, ibarat seorang anak yang berumur 6 tahun, sudah banyak belajar dari pengalaman masa kecilnya dan siap-siap mulai menghadapi pengalaman dan cobaan baru di kehidupannya.

Setelah sekian lama kami hidup bersama, baru kali ini kami tidak tinggal bersama dan dalam waktu yang agak lama. Ya semua ini dikarenakan saya meneruskan sekolah ke Perancis. Sedih rasanya dalam keadaan seperti ini, tidak dapat bersama-sama keluarga. Banyak momen indah yang saya lewatkan, momen yang seharusnya bersama istri dan anak-anak. Tapi harus bagaimana lagi, semua ini juga saya lakukan demi anak dan istri saya. Semoga di ulang tahun pernikahan ini, keluarga saya selalu diberkahi oleh Allah SWT. 

Tidak banyak yang bisa saya lakukan untuk istri dan anak saya selain memanjatkan do'a kepada Allah SWT.
Do'a saya malam ini :

Ya Allah...Yang Maha Mengetahui
Ampunilah dosa-dosa yang telah kami lakukan
Dosa yang disengaja ataupun yang tidak kami sengaja lakukan


Ya Allah ...
Sesungguhnya kami lemah tanpa petunjuk-Mu..
Kami butuh bimbingan-Mu. .
Kami butuh hidayah-Mu..
Kami butuh Rahmat-Mu..


Ya Allah.. Ya Muqallibal Qulub
Kuatkan hati dan semangat kami
Tetapkanlah hati kami untuk selalu istiqomah di jalan-Mu 
Ya Allah...Tabahkan kami dalam menghadapi segala cobaan-Mu
Jadikanlah kami suami-istri yang saling menyayangi
Bukakanlah pintu hati kami untuk menghayati dan mengamalkan agama-Mu
Bimbinglah kami menjadi orangtua yang terbaik bagi anak-anak kami
Jadikanlah rumah tangga kami menjadi rumah tangga yang sakinah,mawadah,
dan selalu mendapat rahmat-Mu,
Jadikanlah anak-anak kami menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah


Ya Allah...Ya Rahman Ya Rahim..
Satukanlah kami kembali di Surga-Mu nanti,
Dan jadikanlah isteri hamba ini menjadi bidadari untuk hamba di Surga-Mu nanti,
Ya Allah...Berilah hamba kekuatan dan keyakinan untuk terus bersamanya
Karuniakanlah kepada hamba sifat kasih sayang dan ridho atas segala perbuatannya
Limpahkanlah kepada hamba sifat kesabaran dan kelembutan untuk menghadapinya
Jagalah tingkah laku serta lisan hamba agar tidak menyakiti perasaannya


Ya Allah Tuhan kami
Hanya Engkau lah yang kami sembah
Dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan
Kabulkan do'a hamba-Mu ini..


Amin ya Rabbal Allamin...

( 26 Des 2011-Angers, France )

Saturday, December 24, 2011

Rasa nasionalisme Indonesia

Sholat Jum'at kali ini ada pengalaman kecil yang mungkin akan selalu saya ingat terus. Sholat jum'at buat kaum muslimin hukumnya adalah wajib. Alhamdulillah saat ini saya memiliki kesempatan untuk melaksanakannya. Sedih rasanya kalau pada hari biasa kuliah, jadwal kuliah sering sekali bentrok dengan waktu pelaksanaan sholat jum'at. Senang rasanya saat liburan seperti ini. Saya dapat melaksanakan sholat dengan tepat waktu, dan juga aktivitas sholat jum'at juga bisa saya laksanakan.

Seperti biasa saya melaksanakan sholat jum'at di sebuah masjid yang letaknya agak jauh dari tempat tinggal saya. Kurang lebih memakan waktu 30 menit dengan mengendarai bus. Naah pengalaman saya kali ini, setelah sholat jum'at seperti biasa saya tidak langsung keluar masjid. Saya biasa melaksanakan sholat sunnah setelah sholat jum'at. Tiba - tiba, pada saat akan beranjak berdiri setelah sholat saya disapa oleh seseorang.

Seperti biasa dengan senyuman khas dan sapaan "Apa kabar?" Ternyata teman saya, kita berkenalan seusai sholat jum'at minggu lalu. Dia mahasiswa asal maroco yang sedang kuliah di Angers. Awal mula saya bertemu dengannya, saya kaget dengan sapaannya dalam bahasa Indonesia. Dan jum'at ini seperti biasa dia menyapa saya dalam bahasa Indonesia. Senang rasanya melihat orang asing menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya kamipun ngobrol beberapa saat. Ternyata dia belajar bahasa dari temannya yang berasal dari tetangga Indonesia, saat dia magang. Emang seh agak mirip...

Ohya saat kami berbincang, dia berpendapat bahwa bahasa Indonesia sama dengan malaysia. Akhirnya saya jelaskan bahwa bahasa kami hanya agak mirip, tetapi tidak sama. "Jangan sama-samain donk" ketus saya dalam hati hehehe..maklum rasa nasionalismenya lagi tinggi. Kemudian kami pun melanjutkan perbincangan lagi. Tiba-tiba dia bercerita bahwa di malaysia katanya banyak ikan dan beraneka macam masakan berbahan ikan. Tidak seperti di negaramu, jelasnya. Agak kaget saya mendengarnya. Lalu saya tanya dia, dari mana dia tahu itu. Ternyata temannya dulu yang orang malaysia yang bercerita demikian. Spontan saja saya agak kaget dan stengah tidak terima.

Akhirnya saya pun jelaskan ke dia, kalau wilayah Indonesia jauh lebih luas dari malaysia. Dan wilayah laut Indonesia jauh lebih luas. Produksi ikan di Indonesia juga tinggi dan lebih banyak dari malaysia. Sebenarnya ingin rasanya saya jelaskan kalau malaysia sering mencuri ikan di indonesia dan merebut wilyah indonesia, akan tetapi saya urungkan niat saya tersebut. Saya hanya tidak menyangka, kalau saat ini menemui bukti secara langsung bahwa orang malaysia memberikan image kepada orang asing bahwa mereka lebih baik dalam segala hal dibandingkan dengan orang Indonesia.

Saya jadi berpikir negatif terhadap orang-orang malaysia. Di hadapan kita sebagai orang Indonesia mereka mengaku saudara serumpun, tetapi di belakang kita mereka mengatakan hal yang lainnya. Sengaja saya tulis ini semoga orang - orang indonesia yang baca semakin meningkat rasa nasionalismenya. Banggalah menjadi orang Indonesia....Perkenalkanlah negara kita ke dunia luas, jangan pernah mau disamakan dengan negara tetangga yang hanya mengaku-aku saudara serumpun. 

Friday, December 23, 2011

Dr. Azhari Sastranegara - Ahli Benturan dari Majene


Lelaki itu selalu memulai dengan sederhana: bersepeda menuju kantornya, NSK Ltd. Setiap hari, sepanjang tahun, dia mengayuh sepeda selama 15 menit dari rumahnya di House Malonie Nomor 2, Fujisawa-shi, Kanagawa, Jepang Sekilas dia adalah pria kampung Jepang biasa. Nyaris tak ada yang tahu bahwa dia pria penting. Dia adalah salah satu ahli top di Jepang dalam bidang analisis keamanan struktur terhadap benturan.

Di kantornya itu, design engineer berusia 33 tahun ini selalu menghabiskan sebagian harinya di Automotive Bearing Technology Department. “Pulang kantor pukul 18.00, kalau lagi lembur pukul 20.00,” ujar Azhari kepada Tempo melalui surat elektronik pekan lalu.

Doctor of engineering dari Tokyo Institute of Technology, Jepang, itu bergabung dengan produsen bearing dan komponen otomotif tersebut sejak April 2005. Awalnya ia berkarier sebagai research engineer di NSK Research and Development Center. “Tema penelitian saya cukup beragam, berkisar pada analisis struktur dan bahan terhadap benturan,” ujar Azhari.

Salah satu riset pria kelahiran Majene, Sulawesi Barat, itu adalah tentang desain kemudi kendaraan yang aman. Dalam penelitian itu, tugasnya melakukan perhitungan apakah rancangan kemudi yang diajukan oleh bagian desain sudah memenuhi syarat keamanan ketika terjadi tabrakan. Dari aneka penelitian itu, Azhari dan timnya di NSK menghasilkan enam paten yang kini terdaftar di Japan Patent Office.

NSK ternyata juga bukan tempat kerja pertamanya. Sebelumnya, Azhari—yang meraih gelar doktor dengan disertasi berjudul “Effect of Transverse Impact on Energy Absorption of Column”—sempat menjadi asisten dosen di Tokyo Institute of Technology. Di kampus itu pula Azhari merampungkan pendidikan dari S-1 sampai S-3 (Ph.D).

Dia belajar di kampus itu setelah lulus dari SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, pada 1994. Modalnya: beasiswa Mitsui Bussan Indonesia Scholarship, yang menyeleksi peserta dari pelajar SMA se-Jawa dan Bali. Beasiswa itu cuma untuk menyelesaikan sarjana strata satu. Jadi, saat melanjutkan ke strata dua, “Saya kuliah sambil bekerja paruh waktu,” ujarnya. Pada program S-3 (Ph.D), ia kembali mendapatkan beasiswa—kali ini dari Moritani Scholarship dan Tsuji Asia Scholarship.

Setelah memperoleh gelar doktor/Ph.D, Azhari sempat ingin kembali ke Tanah Air. Namun, ia tak mendapatkan tempat untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya. “Jaringan kerja saya juga belum ada,” ujarnya. Dia pun memutuskan menimba ilmu di perusahaan Jepang, yang muatan penelitiannya banyak. Untuk ikut memajukan Indonesia, ia punya cara lain.

Sumber: kapanlagi.com

Prof. Dr-Ing. B.J. Habibie - Pemilik 46 Paten di bidang Aeronautika


Prof. Dr.-Ing. Dr. Sc. H.C. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie lahir tanggal 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan Indonesia. Anak ke empat dari delapan bersaudara dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardoyo. Dia hanya satu tahun kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) karena pada tahun 1955 dia dikirim oleh ibunya belajar di Rheinisch Westfalische Technische Honuchscule, Aschen Jerman.

Setelah menyelesaikan kuliahnya dengan tekun selama lima tahun, B.J. Habibie memperoleh gelar Insinyur Diploma dengan predikat Cum Laude di Fakultas Teknik Mekanik Bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Udara. Pemuda Habibie adalah seorang muslim yang sangat alim yang selalu berpuasa Senin dan Kamis. Kejeniusannya membawanya memperoleh Gelar Doktor Insinyiur di Fakultas Teknik Mekanik Bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Udara dengan predikat Cum Laude tahun 1965.

B.J. Habibie memulai kariernya di Jerman sebagai Kepala Riset dan Pembangunan Analisa Struktur Hamburger Flugzeugbau Gmbh, Hamburg Jerman (1965-1969). Kepala Metode dan Teknologi Divisi Pesawat Terbang Komersial dan Militer MBB Gmbh, Hamburg dan Munchen (1969-1973). Wakil Presiden dan Direktur Teknologi MBB Gmbh Hambur dan Munchen (1973-1978), penasehat teknologi senior untuk Direktur MBB bidang luar negeri (1978). Pada tahun 1977 dia menyampaikan orasi jabatan guru besarnya tentang konstruksi pesawat terbang di ITB Bandung.

Tergugah untuk melayani pembangunan bangsa, tahun 1974 B.J. Habibie kembali ke tanah air, ketika Presiden Soeharto memintanya untuk kembali. Dia memulai kariernya di tanah air sebagai Penasehat Pemerintah Indonesia pada bidang teknologi tinggi dan teknologi pesawat terbang yang langsung direspon oleh Presiden Republik Indonesia (1974-1978). Pada tahun 1978 dia diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi merangkap sebagai kepala BPPT. Dia memegang jabatan ini selama lima kali berturut-turut dalam kabinet pembangunan hingga tahun 1998.

Sebelum masyarakat Indonesia menggelar pemilihan umum tahun 1997, Habibie menyampaikan kepada keluarga dan kerabatnya secara terbatas bahwa dia merencanakan berhenti dari jabatan selaku menteri setelah Kabinet Pembangunan Enam berakhir. Namun, manusia merencanakan Tuhan yang menentukan. Tanggal 11 Maret 1998, MPR memilih dan mengangkat B.J. Habibie sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ketujuh.

Pada saat bersamaan, krisis ekonomi melanda kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia, dan hal itu segera berdampak pada krisis politik dan krisis kepercayaan. Kriris berubah menjadi serius dan masyarakat mulai menuntut perubahan dan akhirnya tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya. Sesuai pasal 8 UUD 1945, pada hari yang sama, sebelum itu, B.J. Habibie diambil sumpah jabatannya sebagai Presiden oleh Ketua Mahkamah Agung RI.

Presiden B.J. Habibie memegang jabatan presiden selama 518 hari dan selama masa itu, dibawah kepemimpinannya Indonesia tidak hanya sukses menyelenggarakan pemilihan umum yang jujur dan adil pertama kali tanggal 7 Juni 1999, tetapi juga sukses membawa perubahan yang signifikan terhadap stabilitas, demokratis dan reformasi.

Prof. B.J. Habibie mempunyai medali dan tanda jasa nasional dan internasional, termasuk ‘Grand Officer De La Legium D’Honour, hadiah tertinggi dari Pemerintah Perancis atas konstribusinya dan pembangunan industri di Indonesia pada tahun 1997; ‘Das Grosskreuz’ medali tertinggi atas konstribusinya dalam hubungan Jerman-Indonesia tahun 1987; ‘Edward Warner Award, pemberian dari Dewan Eksekutif Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pada tahun 1994; ‘Star of Honour ‘Lagran Cruz de la Orden del Merito Civil dari Raja Spanyol tahun 1987. Dia juga menerima gelar doktor kehormatan dari sejumlah universitas, seperti Institut Teknologi Cranfield, Inggris; Universitas Chungbuk Korea dan beberapa universitas lainnya.

Selama kariernya, dia memegang 47 posisi penting seperti Direktur Presiden IPTN Bandung, Presiden Direktur PT PAL Surabaya, Presiden Direktur PINDAD, Ketua Otorita Pembangunan Kawasan Industri Batam, Kepala Direktur Industri Strategis (BPIS) dan Ketua ICMI. Sampai sekarang, ia masih menjabat sebagai Presiden Forum Islam Internasional dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan pengembangan SDM sejak tahun 1977, Penyantun dan Ketua Habibie Centre untuk urusan luar negeri sejak tahun 1999.

Dia juga anggota beberapa institusi non pemerintah internasional seperti Dewan Gerakan Internasional sejak tahun 2002, sebuah LSM yang beranggotakan kurang lebih 40 orang mantan presiden dan Perdana Menteri dari beberapa negara. Dia juga anggota pendiri Perkumpulan Islam Internasional Rabithah ‘Alam Islam sejak tahun 2001 yang bermarkas besar di Mekkah, Saudi Arabia. Dari semua organisasi yang disebutkan sebagian besar telah meminta Habbie menjadi salah satu pendiri Asosiasi Etika Internasional, Politik dan Ilmu Pengetahuan yang telah berdiri pada tanggal 6 Oktober tahun 2003 di Bled Slovenia yang anggotanya terdiri dari negarawan dan ilmuwan dari sejumlah negara.

Aktivitas sebelumnya terlibat dalam proyek perancangan dan desain pesawat terbang seperti Fokker 28, Kendaraan Militer Transall C-130, CN-235, N-250 dan N-2130. Dia juga termasuk perancang dan desainer yang jlimet Helikopter BO-105, Pesawat Tempur, beberapa missil dan proyek satelit. Prof B.J Habibie mempublikasikan 48 karya imiah ilmu pengetahuan dalam bidang Thermo dinamik, Konstruksi, Thermo Instalasi Udara dinamik.

Sumber: kapanlagi.com

Kendro Hendra - Pencipta Setting Wizard di Nokia

Kendro Hendra, pria kelahiran Palembang, 31 Desember 1955, orang Indonesia yang mampu menciptakan aplikasi peranti bergerak yang memungkinkan sebuah ponsel lebih bermakna dan bergaya. Sarjana Ilmu Komputer dari University of Manitoba, Kanada, ini telah mencipta puluhan aplikasi peranti lunak untuk membuat ponsel memiliki kelebihan.

Jika sulit membayangkan aplikasi peranti lunak, bayangkan seseorang yang menciptakan permainan (games) yang ditanamkan pada ponsel. Ponsel itu pun akan memiliki fitur lebih dibandingkan ponsel lainnya.

Apa yang Kendro ciptakan bukan sekadar dolanan, tetapi sebuah aplikasi yang memungkinkan ponsel memiliki tingkat keamanan tinggi, meski dicuri orang. Mungkin harga sebuah Nokia communicator sebagai devices "tidak seberapa" dibandingkan data-data yang tersimpan di dalamnya, entah teks, foto, atau video. Jika data rahasia turut lenyap seiring hilangnya ponsel, maka celakalah. Kendro menciptakan hal-hal kecil yang tidak banyak dipikirkan orang, tetapi bermanfaat bagi banyak orang.

"Salah satu peranti yang saya ciptakan untuk menyelamatkan data yang hilang itu bernama AirGuard, yang sudah ditanamkan di ponsel communicator Nokia. Saya bisa menghubungi pencuri telepon, meski dia sudah mengganti simcard-nya dengan nomor lain," kata Kendro saat ditemui di arena Nokia World 2007 di Amsterdam, Belanda, 5 Desember lalu. Sebagai mitra, Kendro yang membangun perusahaan InTouch itu hadir atas undangan Nokia.

InTouch adalah satu dari sedikit perusahaan komunikasi dan informasi Indonesia dengan reputasi internasional. Kantor pemasaran perusahaan yang didirikan tahun 1996 itu berada di Singapura. Di Indonesia, InTouch mempekerjakan sekitar 60 karyawan yang setiap hari berkutat menciptakan peranti lunak.

Lisensi peranti lunak yang memiliki kata depan "Air" selain AirGuard tersebut antara lain AirAlbum, AirFax, AirRadio, dan AirVouchers. Tetapi, aplikasi paling luas dan banyak digunakan adalah SettingsWizard dan S80-DataMover yang dilisensi Nokia secara global untuk dimasukkan dalam setiap ponsel Symbian S60 Nokia. Kini, temuan Kendro itu diterjemahkan ke dalam 127 bahasa.

SettingsWizard adalah peranti lunak yang ditanamkan di ponsel Nokia, di mana saat pemilik ponsel memasukkan simcard dari operator seluler mana pun, ponsel itu otomatis bisa men-setting sendiri, baik SMS, MMS, e-mail, maupun GPRS, sehingga tidak harus diketik ulang. Demikian juga S80-DataMover yang memungkinkan pemindahan data secara otomatis dari satu ponsel ke ponsel lain atau dari satu communicator ke communicator lain, juga tanpa harus mengetik ulang.

"Banyak orang enggak percaya bahwa itu aplikasi buatan orang Indonesia. Dengan aplikasi yang diterjemahkan ke dalam 127 bahasa, menunjukkan orang Indonesia punya kemampuan," kata Kendro yang mempekerjakan dua orang Singapura sebagai tenaga pemasaran global bagi produk-produk InTouch.

Membangun perusahaan

Dilahirkan di Palembang tahun 1955, Kendro yang kini lebih sering mukim di Singapura itu bukan orang kemarin sore yang serta-merta akrab dengan dunia informasi dan teknologi (IT). Bidang ini, khususnya sebagai pengembang aplikasi bergerak atau mobile application developer, sudah ia geluti saat kuliah jurusan ilmu komputer di Kanada selepas menamatkan sekolah menengah atas di tanah kelahirannya.

Seusai menyelesaikan masternya di Kanada, ia langsung kembali ke Indonesia tahun 1981. Sampai saat ini Kendro sudah berhasil menciptakan sekitar 30 peranti lunak yang semuanya khusus untuk aplikasi bergerak.

Pria yang menikahi Linda Widjaja, teman kuliahnya di Kanada, itu memulai usaha dengan mendirikan perusahaan InMac, yakni distributor Apple Macintosh. Pada awal 1990-an Kendro mulai terjun pada aplikasi bergerak setelah Apple mengeluarkan PDA (personal data assistant) pertama bernama Newton. Tahun 1996 Nokia mengeluarkan communicator 9000 pertamanya.

Nokia cabang Indonesia kemudian menawarinya kerja sama dalam hal peranti lunak apa saja yang bisa disuntikkan ke dalam communicator. Pada Februari 1999, saat Kendro ditawari kerja sama dengan Nokia Asia Pasifik, ia membangun perusahaan di Singapura karena wilayah operasinya regional, tetapi pengembangan tetap dilakukan di Indonesia.

Mengapa harus membuka kantor di Singapura?

"Jujur saja, Pemerintah Singapura memberikan insentif yang baik. Badan penanaman modal Singapura juga sangat mendukung dengan memberikan insentif, grand, tax holiday, dan subsidi lain yang sangat menguntungkan buat orang berusaha," kata Kendro.

Ditanya apakah banyak orang Indonesia yang berpikiran maju di bidang IT, ayah tiga anak ini tanpa ragu menjawab, "Banyak."

Kemampuan IT anak-anak muda Indonesia, kata Kendro, tidak kalah dengan orang-orang India. Hanya kalau bicara outsourcing IT itu, selalu merujuk ke Bangalore, India, salah satunya karena anak-anak muda India unggul dalam berbahasa Inggris. Karena itu, mereka lebih cepat menyerap ilmu dan tanggap terhadap tren baru.

"Selain menguasai bahasa programming, anak-anak muda Indonesia wajib menguasai bahasa Inggris. Punya bakat besar di bidang IT tetapi terkendala bahasa Inggris, kan sayang kalau larinya cuma jadi tukang hacker," tutur Kendro.

Pria berkacamata ini tidak berhenti mencipta peranti baru. Kini ia mengembangkan Mobile Reward Exchange (MORE) sebagai "mata uang baru" dalam berbisnis. Alat bayar baru dari kumpulan reward (bonus/diskon) beberapa perusahaan dapat ditukar dengan barang apa pun yang menjadi mitranya. Kelak, orang membayar burger dari reward pembelian buku di Toko Buku Gramedia, misalnya, hanya dengan menunjukkan jumlah reward kepada kasir cukup dari ponselnya.

Sumber: kapanlagi.com

Dr. Warsito P.Taruno

Robot itu bernama Sona CT x001. Di sebuah jendela ruko di perumahan Modernland, Tangerang, robot yang dibekali dua lengan itu sedang memindai tabung gas sepanjang 2 meter. Di bagian atas robot, layar laptop menampilkan grafik hasil pemindaian. Selasa dua pekan lalu itu, Sona—buatan Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology—sedang diuji coba. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta. “Di dalam ruko tidak ada tempat lagi untuk menyimpan Sona dan udaranya panas,” kata Dr Warsito P. Taruno, pendiri dan pemilik Edwar Technology.


Sona harus berada di ruangan yang suhunya di bawah 40 derajat Celsius. Perusahaan migas Petronas, kata Warsito, tertarik kepada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Selain Sona, Edwar Technology mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar.

Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan Warsito. Lembaga ini mengembangkan sistem pemindai komponen dielektrik seperti embun yang menempel di dinding luar pesawat ulang-alik yang terbuat dari bahan keramik. Zat seperti itu bisa mengakibatkan kerusakan parah pada saat peluncuran karena perubahan suhu dan tekanan tinggi. 

ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik. Teknologi ECVT bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya). Dia lantas melakukan riset di Laboratorium of Molecular Transport di bawah bimbingan Profesor Shigeo Uchida.

Sumber: kapanlagi.com

Andrivo Rosydi - Pakar Teknologi Nano


Hari-hari Andrivo Rusydi menetap di negeri sendiri hanya bisa dihitung dengan jari. Pemuda 33 tahun ini mesti wira wiri antarbenua sepanjang tahun untuk menjalani riset-risetnya di bidang teknologi nano. Ia memang salah satu dari sedikit anak bangsa negeri ini yang menguasai teknologi pengontrol skala atom dan molekul itu. Sebuah keahlian yang—terutama—banyak dibutu*kan di negara maju.

Maka negeri-negeri semacam Singapura, Amerika Serikat, Jerman, dan Kanada membuka lebar-lebar pintu riset bagi urang awak ini. Mari kita lihat jejak-jejak kejeniusannya, yang sudah diakui dunia internasional, itu. Saat ini Andri adalah peneliti tetap dan pengajar mata kuliah nanotechnology dan nanoscience di Universitas National Singapura (NUS). Di universitas ini pula ia mendapatkan gelar profesor pada usia 31 tahun. Sejak awal tahun ini, dia diangkat menjadi anggota Singapore International Graduate Award atau supervisi para doktor lulusan NUS.

Lalu, di Jerman, suami Sulistyaningsih ini menjadi profesor tamu pada Center for Free Electron Laser dan Institute for Applied Physics of University of Hamburg. Di sini, selain mengajar, Andri membimbing mahasiswa diploma sampai doktoral.

Penjelajahannya yang intensif di ranah teknologi nano juga membuat sulung dari empat bersaudara ini juga menjadi peneliti tamu di Departemen Fisika Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat, dan Universitas British Columbia, Kanada.

Jejak akademisnya memang terpacak hingga ke berbagai pelosok dunia. Tak hanya itu, teknik riset yang ia kembangkan kemudian dimanfaatkan di berbagai negara, antara lain Amerika Serikat, Prancis, Korea, Jepang, Australia, Jerman, Kanada, dan Taiwan.

Dengan reputasi akademik internasional semacam itu, Andri tak ingin terlena. Dia ingin berbakti kepada tanah airnya untuk memajukan dunia ilmu di negeri ini. Caranya lewat kerja sama penelitian dan beasiswa tingkat doktoral dari dana-dana penelitian yang diperolehnya.

Sumber: kapanlagi.com

Prof. Dr. Khoirul Anwar - Pemilik Paten Telekomunikasi 4G


Bangkai burung, balsam gosok, dan kisah mumi Firaun. Siapa mengira tiga benda sepele itu ada gunanya. Tapi itulah trio yang “menghidupkan” pria kampung seperti Khoirul Anwar. Dia kini menjadi ilmuwan top di Jepang. Wong ndeso asal Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu memegang dua paten penting di bidang telekomunikasi. Dunia mengaguminya. Para ilmuwan dunia berkhidmat ketika pada paten pertamanya Khoirul, bersama koleganya, merombak pakem soal efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler.
Graduated from Electrical Engineering Department, Institut Teknologi Bandung (with cum laude honor) in 2000. Master and Doctoral degree is from Nara Institute of Science and Technology (NAIST) in 2005 and 2008, respectively. Dr. Anwar is a recipient of IEEE Best Student Paper award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006, California, USA.
Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.

Dia mengurangi daya transmisi pada orthogonal frequency division multiplexing. Hasilnya, kecepatan data yang dikirim bukan menurun seperti lazimnya, melainkan malah meningkat. “Kami mampu menurunkan power sampai 5dB=100 ribu kali lebih kecil dari yang diperlukan sebelumnya,” kata dia. Dunia memujinya. Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007.

Pada paten kedua, lagi-lagi Khoirul menawarkan sesuatu yang tak lazim. Untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi, dia menghilangkan sama sekali guard interval (GI). “Itu mustahil dilakukan,” begitu kata teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan. Persis seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan.

Istilah ilmiahnya, terjadi interferensi yang luar biasa. Namun, dengan algoritma yang dikembangkan di laboratorium, Khoirul mampu menghilangkan interferensi tersebut dan mencapai performa (unjuk kerja) yang sama. “Bahkan lebih baik daripada sistem biasa dengan GI,” kata pria 31 tahun ini.

Dua penelitian istimewa itu mungkin tak lahir bila dulu Khoirul kecil tak terobsesi pada bangkai burung, balsam yang menusuk hidung, serta mumi Firaun. Bocah kecil itu begitu terinspirasi oleh kisah Firaun, yang badannya tetap utuh sampai sekarang. Dia pun ingin meniru melakukan teknologi “balsam” terhadap seekor burung kesayangannya yang telah mati. “Saya menggunakan balsam gosok yang ada di rumah,” kata anak kedua dari pasangan Sudjianto (almarhum) dengan Siti Patmi itu.

Khoirul berharap, dengan percobaannya itu, badan burung tersebut bisa awet dan mengeras. Dengan semangat, ia pun melumuri seluruh tubuh burung tersebut dengan balsam gosok. Sayangnya, hari demi hari berjalan, kata anak petani ini, “Teknologi balsam itu tidak pernah berhasil.” Penelitian yang gagal total itu rupanya meletikkan gairah meneliti yang luar biasa pada Khoirul. Itulah yang mengantarkan alumnus Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung tersebut kini menjadi asisten profesor di JAIST, Jepang. Dia mengajar mata kuliah dasar engineering, melakukan penelitian, dan membimbing mahasiswa. Saat ini Khoirul sedang menekuni dua topik penelitian yang dilakukan sendiri dan enam topik penelitian yang digarap bersama enam mahasiswanya.

Sumber: kapanlagi.com

Prof. Nelson Tansu, PhD - Pakar Teknologi Nano


Berita dari Medan itu membuat Nelson Tansu lemas. Di Universitas Lehigh, Pennsylvania, Amerika Serikat, tempatnya bekerja sehari-hari, Agustus 2 tahun lalu ia meradang. Kabar itu demikian membuatnya shocked: mama tercintanya, Auw Lie Min, dan papa tersayangnya, Iskandar Tansu, direktur percetakan PT Mutiara Inti Sari, tewas. Mereka dibunuh oleh perampok di area perkebunan karet PTPN II Tanjung Morawa. 

Peristiwa itu sempat membuatnya "tak percaya" terhadap Indonesia. Pria kelahiran 20 Oktober 1977 ini adalah seorang jenius. Ia adalah pakar teknologi nano. Fokusnya adalah bidang eksperimen mengenai semikonduktor berstruktur nano.



Teknologi nano adalah kunci bagi perkembangan sains dan rekayasa masa depan. Inovasi-inovasi teknologi Amerika, yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari seluruh orang di dunia, bertopang pada anak anak muda brilian semacam Nelson. Nelson, misalnya, mampu memberdayakan sinar laser dengan listrik superhemat. Sementara sinar laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt.

Penemuan-penemuannya bisa membuat lebih murah banyak hal. Tak mengherankan bila pada Mei lalu, di usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun, sementara sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi anak muda semacam Nelson ini bila ingin menjadi warga negara Amerika.

Amerika pasti menyambutnya dengan tangan terbuka. "Apakah tragedi orang tuanya membikin Nelson benci terhadap Indonesia dan membuatnya ingin beralih kewarganegaraan?" "Tidak. Hati Saya tetap melekat dengan Indonesia," katanya kepada Tempo. Nelson bercerita, sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan riset S-2 dan S-3 di Lehigh. Ia masih memiliki ambisi untuk balik ke Indonesia dan menjadikan universitas di Indonesia sebagai universitas papan atas di Asia.

Jawaban Nelson mengharukan. Nelson adalah aset kita. Ia tumbuh cemerlang tanpa perhatian negara sama sekali. Bila Koran Tempo kali ini menurunkan liputan khusus mengenai orang-orang seperti Nelson, itu karena koran ini melihat sesungguhnya kita cukup memiliki ilmuwan dan pekerja profesional yang berprestasi di luar negeri. Diaspora kita bukan hanya tenaga kerja Indonesia. Kita memiliki sejumlah Nelson lain—di Amerika, Eropa, dan Jepang. Orang orang yang sebetulnya, bila diperhatikan pemerintah, akan bisa memberikan sumbangan berarti bagi kemajuan Indonesia.

Sumber: kapanlagi.com

Endri Rachman - Pencipta UAV Tamingsari dari Arcamanik Bandung




Tamingsari Vs Kujang

In Malay story, Tamangsari is Hang Tuah’s sacred weapon in the form of Kris which can fly looking for the target without the owner’s control. That name then become the name of an unmanned planed called unmanned Aerical Vehicle/UAV. Tamingsari is now a UAV identical made in Malaysia. Whereas in fact, UAV Tamingsari is purely made in Indonesia, even it’s made in Arcamanik, Bandung.

Like the famous Malaysia customs to claims others’ belonging, UAV which is developed by the former of IPTN worker Endri Rachman since 2000 and made in Arcamanik in 2004 is not missed from their claim. Let’s see the headline of Malaysian newspaper, The Star, 25 September 2005 which is provocative “Our Own Spy Plane Prototype”, strengthen that claim. 

“Actually, I made the UAV Tamingsari, it’s made in Arcamanik. Fortunately, Tamingsari is still controlled manually using remote control, not using autopilot logic like I develop,” said Endri when meeting Kompas in his UAV plane factory in Arcamanik.

Malaysia

Hurt by Malaysia manner, Endri silently continues UAV development which is different to Tamingsari. It is UAV that follows autopilot logic flight because of software that he designed.

Now, together with his colleagues in Globalindo Technology Services Indonesia (GTSI), he established a company made UAV with its office in Cihampelas Street, Bandung. He still completes his UAV flying ability. 

In this company, run by four German, ITB, and IPTN technicians and 12 workers graduated from STM who work daily in plane factory in Arcamanik, born UAV named Kujang. Even though it can’t fly automatically like Tamingsari, Kujang is still Sundanese weapon with shape like crescent which is famous with its power.

Unfortunately, the first buyer for Kujang is a Malaysia research institution. In his own country, Endri with his developed UAV is no one!

“At least, when brought to Malaysia, the name is Kujang,” hoped Endri, who diasporas to the neighbor country as a lecturer after the agony of IPTN.

The glaring differences between Tamingsari and Kujang which both are made by Endri is on their work. Tamingsari is controlled by remote control so its exploration is limited because it has always seen by the eye sight. Miss a little from radio wave radius which is limited, it flies uncontrolled and never hopes it will come back.

Different from Kujang which is an unmanned smart plane, in the try out in Sulaeman airport, Bandung, Kujang has successfully follows automatically flight logic based on determined coordinate dots. Something that will never be done by Tamingsari!
Even though Endri admits that he’s irritated to Malaysian claim in his work result, he said that he is thankful to this country which has willingness to accommodate he and his family this long.

When going out of IPTN in 1998 Indonesia only gave him less than Rp. 1 million for his salary, Malaysia appreciates him Rp.15 millions a month plus house and vehicle as the lecturer’s facilities.
Freedom

The University, where he serves, is Universiti Sains Malaysia (USM), also gives freedom for using the complete aeronautical laboratory. In the USM Laboratory, Endri finds autopilot logic for UAV plane which he develops, and then he named it Kujang.
Together with his friend, the IPTN refugees, Endri determines to still produce UAV in Indonesia even though they do it alone without the government help. [/indent][indent]Airplane factory in Arcamanik

What do you imagine if a home industry is not only making a motorcycle or car spare parts, but also making airplane spare parts? Not only making a component, but also the whole airplane!

This isn’t fantasy, but real. This airplane factory is in Indonesia, in Aero modeling 4, Arcamanik, in east Bandung, to be exact. It is at a yard of a citizen’s house. Maybe the west java governor or Bandung regent governor had never known the presence of this airplane home factory.” If they had known, of course there would have been a few attentions,” said Jaka Prahasta, the production head of PT Globalindo Technology Services Indonesia (GTSI), when we met in the factory, in the middle of December 2007.
Well this is not an ordinary airplane which transports the passengers, but the unmanned Aerial Vehicle (UAV) home industry. We can’t call it mini plane, because UAV has 3 meters wide wings, 2.6 meters length body, and 20 kilos weight, including the camera inside of it. Made by fiberglass made in the factory, UAV can fly on 1.000 meters height for 2 – 3 hours with the maximum speed 150 kilometers per hour.

It’s different from manual remote control plane, UAV which has 12 volt electrical power can fly autonomously because GPS navigation which is planted in its body. The remote control, two sticks with six lines, is only used when the plane is taking off or landing. The rest, it flies autonomously searching coordinate dots which are determined before it flies using free Google earth map.

UAV application is not only to stop on forest fire, search accident victim, monitor maritime traffic, search underground mineral, or monitor outpouring dots of Lapindo mud, but also, for example, it’s developed to be a spy plane. 

At the citizen’s house which half of their yard become factory, is produced also teen of aero modeling types plane for sport and hobby, from helicopter to military plane made by 12 technicians graduated from STM (technical senior high School degree). The price for a plane starts from Rp.15 millions to Rp.25 millions. However, the main business, which is seriously made, is AUV.

When Kompas visits this airplane home industry, a UAV ordered by a Malaysian research institution had already made. On 24 December 2007, UAV, then named Kujang, had successfully followed flying test in Sulaeman Airport, Bandung. Kujang – one of the Sundanese weapons – flies for 30 minutes, has successfully followed the determined route without any radio control, until lands safely.

The logic Expanded

Who is the brain behind the born of this UAV, which is high technology, made in Arcamanik? He’s Endri Rachman, the refugee of PT. Industry Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) who has moved to Malaysia since eight years ago for improving his ability as a lecturer.
Kompas has still written this man, graduated from S2 of technical university of Brunswick, German, majoring in autopilot model when met one year ago. “I want to produce UAV with autopilot logic in Indonesia, Bandung for exact.” He said. (Kompas, 29/12/2006). Seems he proves his words.

Not nationalist? “It’s up to the people what they want to say. I am the citizen of Indonesia. If I’m not a nationalist, I won’t develop the plane factory in Arcamanik, but in Malaysia. The presence of this factory in order to make Malaysia doesn’t claim that UAV I developed is theirs,” said Endri when met in the office of UAV instruments development in an office house in Cihampelas Street, Bandung.

For bring his plan into reality, Endri with his colleagues IPTN alumnus establish PT GTSI with beginning capital, according to him, less than Rp.300 millions. In the second floor of this office house work airplane technicians who are mainly graduated from Bandung Technical Institute (ITB) and IPTN. There is Asep Permana, graduated from German and IPTN in business development. Widyawardana, graduated from electronic technical ITB in UAV avionic system development. There’s also Muhajirin, drawing manager who designs UAV shape. Endri himself is the chief director. 

Why, with the capital that we can’t say big, Endri and friends bravely do the big step by establishing UAV factory in Indonesia? The answer is “the well known Name”, it’s the Endri’s name as the plane innovator which is sold well in Malaysia. Even the Malaysian people who ordered the first UAV bravely gave first payment 70 percent of the UAV price.

Widyawardana admits the engine is still imported from The USA. However, in the future, he said, PT. GTSI has already designed UAV engine. What is worked by the technicians in the second floor of the office house only to calculate, construct and develop the software and the hardware will be planted in the UAV. “We develop the logic. Therefore, if talking about software it isn’t just for the UAV. Commonly, it can be used in the other moving things, like unmanned submarine or even the guided missile which can’t be reached by eye sight,” he said.

“Technopreneur” Association

Asep and his colleagues at PT GTSI have a huge dream, gathering the IPTN alumnus who are now many of them scattered in business but not in the plane business, called the 
“Technopreneur”. It’s not the social secret, after IPTN was shaky, in the same time; BJ Habibie finished his contribution in the government, the IPTN reliable technicians had scattered in many places.

Most of them run to the foreign country, like Endri went to Malaysia. There are also still defended in Indonesia. Asep mentions several names, such as Husin, a helicopter master, who is a west java DPRD member. There is also Lian Darmakusumah, the best graduate of France aeronautical, which is now a businessman. For bring this step into reality, PT GTSI exquisites a workshop that, in the past, only makes aero modeling plane. This controlled plane for hobby is still maintained. The decision to develop UAV isn’t wrong. Endri admits that he has already received a new order, also from Malaysia, for making the second Kujang.

Source: Kompas

Wednesday, December 21, 2011

Toko Barang Bekas


Hehehe..judulnya tidak mengada-ada, tapi memang ada di Angers. Bukan di Indonesia saja ada yang jual barang - barang bekas. Di Angers ada juga toko yang khusus menjual barang bekas pakai.
Awal mulanya, saat saya berkunjung ke Lorient ke tempat rekan saya saat kuliah di UI saya dapat informasi mengenai keberadaan toko yang khusus menjual barang bekas pakai. Pengelolaan toko ini sudah sangat profesional. Sebenarnya toko ini dikelola dengan sistem franchise. Cash Converters namanya, website toko ini juga ada. Di website resminya kita juga dapat mengetahui lokasi toko terdekat dengan tempat tinggal kita di Perancis.
Produk yang dijual sangat beraneka ragam. Mulai dari pealatan makan sampai perhiasan dan elektronik semua ada. Harga yang ditawarkan juga relatif lebih murah. Mungkin kalau dulu sebelum saya datang ke Angers sudah dapat informasi ini, saya pasti akan berbelanja di sini. Lumayan bisa menghemat biaya hidup hehehehe...tapi ya sudah semua sudah menjadi jalan saya dan saya juga sangat bersyukur bisa menjalani pendidikan saya di sini sampai saat ini dengan baik dan lancar. Alhamdulillah...
Naah..buat Anda yang mungkin punya rencana untuk melanjutkan studi atau tinggal di Perancis, ini mungkin bisa jadi referensi buat mencari kebutuhan anda terhadap barang-barang tertentu. 
Ohya hampir lupa...selain kita dapat membeli barang bekas pakai, kita juga bisa menjual barang - barang kita ke toko itu. Toko itu terdiri dari dua ruangan, satu ruangan untuk pembelian dan yang lainnya penjualan. Mungkin mirip dengan pegadaian ya...? Cuma kalau di pegadaian hanya meminjam uang dengan agunan, dan jika tidak dapat mengembalikan pinjaman, barang tersebut akan diambil dan dijual. Di Cash Converters ini, kita menjual barang yang kita miliki, nantinya oleh toko tersebut barang tersebut akan dijual kembali. Tentunya dengan harga tertentu...
Mungkin itu saja informasi dari saya...semoga bermanfaat. Jika Anda berminat untuk mencoba berbelanja di toko tersebut, website toko tersebut :  www.cashconverters.fr. Silahkan mengunjungi website tersebut dan melihat produk apa saja yang dijual di toko tersebut dan mencari lokasi toko terdekat dengan tempat tinggal Anda.

===== *** =====

Monday, December 19, 2011

Liburan ke Lorient


Pertama kali merasakan liburan saat kuliah di Perancis. Liburan kali ini selama 2 minggu..lumayan lama.
Sebenarnya ingin pulang ke tanah air untuk melepas rindu dengan istri dan anak-anak. Tapi sayang sampai saat ini belum dapat carte de sejour, lagipula dananya juga mesti diatur baik-baik karena prediksi transfer beasiswa akan mengalami keterlambatan dikarenakan tahun anggaan baru.
Lupakan masalah kuliah dan beasiswa...sejenak melepaskan ketegangan yang dikarenakan padatnya kuliah dengan menikmati liburan kali ini. Awal liburan ini sudah saya rencanakan sebelumnya untuk mengunjungi teman-teman sekelas waktu di UI kemarin. Kebetuan teman sekelas saya ini berlokasi di Bretagne, tepatnya di kota Lorient.
Tiket perjalanan ke sana sudah saya pesan sebelumnya melalui internet. Lumayan mahal tiket PP Angers-Lorient ini. Kemarin saya beli ticket kereta tersebut senilai 58 euros untuk PP. Tetapi, kalau dibandingkan dengan ticket normal sebenarnya lumayan murah, karena normalnya sekali jalan Angers-Lorient seharga 36-40 euros.
Perjalanan saya ke Lorient tanggal 18 Desember 2011 pukul 14.03 dari Angers. Perjalanan ke Lorient memakan waktu sekitar 2 jam, lumayan lama karena saya harus transit di Nantes dan ganti kereta menuju ke Lorient. Demikian juga sebaliknya dari Lorient ke Angers, saya juga transit dahulu di Nantes.
Suasana kota Lorient menurut saya lumayan bagus. Udaranya juga tidak sedingin seperti di Angers, dikarenakan Lorient dekat dengan laut. Akan tetapi angin di kota ini cukup kencang dan inilah yang membuat udaranya agak dingin. Secara umum, pusat perbelanjaan (toko, mall, dll) di kota ini lebih banyak dibandingkan dengan kota Angers. Yaaach lumayanlah buat liburan hehehehe...


Selain jalan ke pusat kota, saya juga sempatkan untuk ke pantai. Sekedar ingin lihat bagaimana suasana pantainya. Pantai di sini lumayan baguslah untuk ukuran negara ini, tapi jauh lebih bagus pantai di Indonesia tentunya...cuma di sini infrastruktur di sekitar pantainya sudah bagus. Jadi pengunjungnya merasa lebih nyaman saat berkunjung ke pantai ini.




Setelah berkeliling kota Lorient dengan rekan-rekan, Senin siang tanggal 19 Desember saya kembali lagi ke Angers. Kereta yang saya naiki penuh sekali, karena bertepatan dengan libur natal dan tahun baru. Jadi kereta penuh dengan anak sekolah dan mahasiswa. Akhirnya sekitar pukul 16.00 saya sampai di stasiun Angers. Agak terlambat sebenarnya, karena kereta saya mengalami keterlambatan sekitar 15 menit. Sampai di Angers bukannya merasa capek, tapi merasa lapar karena belum sempat makan siang sebelum berangkat dari Lorient. Daripada masuk angin saya putuskan makan kebab di depan stasiun hehehehe.....
Alhamdulillah rasa lapar di perut bisa diatasi. Saat itu hujan dan udara sangat dingin jadi kawatir masuk angin saja. Setelah beberapa saat menunggu bis, akhirnya sayapun naik bis menuju ke logement lagi. Dan sampai di kamar sekitar pukul 16.50....barulah setelah sampai di kamar, badan terasa sangat capek...




Saturday, November 19, 2011

Berkunjung ke Niort


Hari raya Idul Adha sudah berlalu, akan tetapi dari perayaan kemarin memberikan kesan bagi saya. Pertama kalinya merayakan Idul Adha tanpa ada keluarga tercinta. Insyaalloh ada kesempatan lain nanti..
Perayaan Idul Adha kemarin, saya dapat bertemu beberapa keluarga Indo-France. Saya menyebutnya itu karena keluarga tersebut merupakan pasangan suami istri yang berasal dari dua negara yang berbeda yaitu Indonesia dan Perancis. Kebetulan pada perayaan Idul Adha kemarin, saya berkenalan dengan sepasang suami istri, yang berasal dari indonesia adalah pihak perempuan.
Memang suatu kebetulan, setelah ngobrol dengan mereka ternyata perempuan tadi adalah mantan pramugari dari maskapai garuda indonesia. Dia sudah pensiun dan tinggal di Perancis sudah 12 tahun.....hmmm dah lama juga pikir saya waktu ngobrol dengannya. Dan suatu kebetulan juga, dia masih saudara dengan adik kelas saya di curug dari course penerbang yang juga jadi instruktur penerbang. Adik kelas saya ini sudah meninggal karena kecelakaan pesawat yang menabrak sepeda motor beberapa waktu lalu. Setelah ngobrol panjang lebar, akhirnya sayapun diundang untuk berkunjung ke tempat tinggalnya.



Tepatnya Sabtu 19 November 2011. Pada kesempatan ini, saya diundang untuk berkunjung ke Niort tempat tinggal keluarga tersebut. Seperti biasa, untuk ke sana sayapun ikut bersama keluarga indo-france yang dari angers naik mobil mereka.
Perjalanan lumayan lama, sekitar 2 jam lebih akhirnya kamipun sampai di Niort sebuah kota kecil. Suasananya berbeda dengan Angers, lingkungan rumahnya sangat sepi dan jauh dari keramaian. Mungkin ini kali ya yang disebut desa di Perancis ? tanya saya dalam hati...
Tempat ini cocok sekali untuk tempat tinggal bagi mereka yang sudah pensiun, nyaman memang tinggal di sini. Desa di Perancis dengan desa di Indonesia sangat berbeda jauh, fasilitas di sini lebih lengkap seperti listrik, air dan lain-lain.
Saya berada di Niort selama satu malam. Di sana saya hanya berkunjung, makan bersama dan seperti biasa ngobrol...Kebiasaan orang Perancis adalah senang berbincang-bincang (ngobrol) setelah makan. Dan waktu untuk makan bisa sangat lama, beda dengan kebiasaan di indonesia makannya singkat sesudahnya dibereskan hehehehe...
Selain akivitas tersebut saya hanya jalan-jalan di sekitaran rumah tersebut. Hal yang membuat saya penasaran adalah ingin melihat dari dekat Wind Turbine yang sempat saya lihat dalam perjalanan menuju Niort. Alhamdulillah dengan usaha yang tidak mudah, setelah berjalan kaki selama 1jam akhirnya sayapun dapat melihat Wind Turbine dari dekat dan sempat berfoto-foto...
Minggu sore sekitar pukul 15.00 kami akhirnya pulang menuju Angers. Sampai di Angers sekitar pukul 19.00...letih sekali rasanya hari itu. Tapi Alhamdulillah saya mendapatkan pengalaman baru lagi..

Monday, November 7, 2011

Idul Adha 1432 di Angers, France


Untuk pertama kalinya saya merayakan Idul Adha berbeda dengan perayaan Idul Adha yang sebelum-sebelumnya. Hari ini tepat 6 November 2011, umat muslim merayakan salah satu hari besarnya. Yaitu hari raya Idul Adha, yang jatuh pada 10 Dzulhijah 1432H atau sering juga disebut hari raya haji kalo ga salah hehehe..
Perayaan Idul adha kali ini sangat berbeda buat saya. Kali ini saya merayakan jauh dari rumah dan tanpa ada keluarga di sekeliling saya. Sedih rasanya...saat malam takbirnya hanya sendiri, tanpa bisa berkumpul dengan keluarga, melihat anak-anak bermain. Tapi ya itulah jalan yang harus saya lalui, semoga Alloh memberikan kesempatan lagi yang lebih baik nanti.
Sebelumnya sempat terbersit pikiran sedih karena bingung bagaimana caranya sampai ke masjid atau tempat pelaksanaan sholat ied. Hari raya Idul Adha kali ini bertepatan dengan hari minggu di sini. Dan untuk hari libur biasa transportasi umum jarang sekali keberadaannya. Bus yang lewat juga sangat jarang, bisa sampai 1 jam sekali. Dan lebih parah lagi, untuk bus pertama yang akan lewat adalah jam 09.05. 
Masalah ini yang selalu saya pikirkan beberapa hari sebelumnya. Tapi, alhamdulillah atas pertolongan Alloh SWT kami mendapatkan tumpangan untuk pergi ke masjid yang lokasinya memang jauh dari tempat tinggal kami.
Kebetulan ada orang indonesia yang menikah dengan orang sini, dan mereka alhamdulillah muslim. Jadi sangat bersyukur kami bisa bertemu dengan mereka. Awal perkenalan dengan mereka, kami diperkenalkan oleh rekan DDIP angkatan sebelumnya yang tinggal di sini juga. Kami sudah kenal baik dengan keluarga ini sekarang, sejak kami tinggal di Angers.
Nahhh,..untuk lebaran kali ini kami diundang mereka untuk merayakan bareng di rumah mereka setelah selesai sholat ied, bareng keluarga Indo-France yang lain.
Minggu 6 November 2011, pagi-pagi kami sudah standby untuk dijemput oleh suami orang indo tersebut. Pukul 07.00 kami sudah menunggu di tempat yang sudah disepakati, yaitu halte depan asrama kami.
Alhamdulillah orang tersebut datang tepat waktu, dan kami pun menuju ke masjid. Orangnya sangat baik, bukan kami saja yang dijemput melainkan ada beberapa rekan lain yg sama2 dari indo yang juga akan dijemput. Luar biasa, semoga kebaikannya menjadikan dia mendapat pahala dari Alloh SWT.
Akhirnya kamipun tiba di masjid lokasi pelaksanaan sholat ied. Masjid ini beberda dengan masjid yang biasa kami gunakan untuk sholat jum'at. Masjid ini adalah masjid komunitas warga Arab yang tinggal di Angers. Di Angers ada 3 masjid, dan di masjid ini khutbah yang disampaikan semuanya menggunakan bahasa Arab. Sementara di dua masjid yang lain khutbah disampaikan dalam dua bahasa Arab dan Perancis.
Suasana pagi itu lumayan dingin karena agak gerimis. Sesampainya di masjid, sudah lumayan banyak juga jamaah yang datang.
Akhirnya setelah agak ramai, sekitar pukul delapan kamipun sholat bersama dan diteruskan dengan khutbah. Seselesainya khutbah, kami bersalaman dengan para jamaah lain. Ada hal yang membuat kami bingung. Budaya di sini khususnya untuk orang Arab saat bersalaman sambil cium pipi kanan-kiri. Yang membuat kami agak kaku, karena jumlahnya. Biasanya cukup satu kali, tetapi saat itu lebih dari satu kali. Hehehe...
Bahkan ada yang sampai empat kali...tp tidak masalah, mungkin itu wujud rasa persaudaraan sesama muslim. Saat bersalam-salaman, kamipun sering ditanyai.."Anda dari mana?" kami pun menjawab " Kami dari Indonesia." Seperti biasa, mereka sangat senang dan antusias jika tahu kami dari Indonesia. Mereka mengenal Indonesia karena penduduknya mayoritas muslim.
Setelah selesai acara di masjid kami pun melanjutkan acara di rumah orang indo tersebut. Lama juga acaranya, dan di situ kamipun bisa berkenalan dengan keluarga Indo-France yang lain.
Sekitar pukul 16.00 akhirnya kami semua pamit untuk pulang. Badan terasa sangat capek, tetapi saya bahagia meskipun merayakan hanya bersama teman-teman saja. Semoga keluarga saya di rumah juga dapat merayakan Idul Fitri kali ini dengan bahagia..aamiin... 


Monday, October 31, 2011

Nantes


Akhir oktober....tepatnya 31 Oktober saya bersama rekan-rekan yang tinggal di Angers bermaksud berkunjung ke Nantes. Sebenarnya maksud kami pergi Nantes hanya untuk mencari lokasi prefecture untuk melakukan medical check-up nanti. Selain itu juga bermaksud untuk mencari lokasi toko Asia yang menjual berbagai macam produk dari asia.
Maklum..selama tinggal di Perancis saya belum merasa cocok dengan makanan lokal. Untuk rasa sangat berbeda dengan makanan yang biasa saya konsumsi. Selain itu, sesuai dengan kepercayaan saya, agak susah juga mencari makanan halal di restoran-restoran Perancis. Oleh karena itu, saya lebih sering memasak daripada makan di restoran.
Saat berangkat saya membekali diri dengan beberapa produk makanan dari Indonesia. Akan tetapi dengan berjalannya waktu, stok persediaan saya sudah semakin menipis. Untuk itu, saya berniat ke Nantes agar bisa kembali mengumpulkan stok bahan makanan yang sesuai dengan lidah saya hehehehe...
Kabarnya di Nantes dijual kecap, sauce sambal, bumbu dan mie dari Indonesia. Hal itulah yang membuat saya bersemangat pergi ke Nantes.



Sesampainya di Nantes, kami segera mencari lokasi kantor prefecture lalu sedikit berfoto-foto di Chateau de Bretagne, lalu dilanjutkan mencari lokasi toko Asia tersebut. Setelah beberapa lama mencari, akhirnya ketemu juga toko tersebut. Sayang seribu sayang...alangkah kecewanya kami saat itu. Ternyata toko Asia tersebut tutup, dan baru kami tahu juga bahwa setiap hari Senin seluruh toko Asia di Perancis tutup. Dari kabar yang saya peroleh, mereka memang tutup di hari Senin untuk mengambil produk kiriman dari Asia.
Yaach apa boleh buat...karena semakin siang akhirnya kamipun memutuskan untuk berjalan2 lagi mengelilingi kota Nantes dengan naik tram.


Masjid di Nantes



Sampai suatu ketika, kami tidak sengaja melihat masjid di pinggir jalan saat di dalam tram. Kamipun segera turun dan sholat. Memang seh selama dalam tram, saya kepikiran terus di mana saya bisa sholat ya...Alhamdulillah ditunjukkan oleh Alloh. Bersyukur sekali saat itu karena bisa sholat di masjid.
Buru-buru saya segera sholat karena sudah hampir habis waktunya...
Selesai sholat kamipun melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Angers. Luar biasa pengalaman hari ini, saya bisa mengenal kota Nantes dan juga sebuah pengalaman di mana saya bisa mendengar Adzan langsung melalui pengeras suara. Hal yang sangat jarang terjadi di Perancis...